Topik 5 Aksi Nyata Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan



Oleh: Eka Fitria Mellinia

MULAI DARI  DIRI

Sebelum mempelajari topik ini, yang saya pikirkan dan saya harapkan ialah saya menjadi lebih tahu secara mendalam dan signifikan mengenai implementasi dari scaffolding dalam ZPD secara nyata. Selain itu, saya juga berpikir bahwa dengan pembekalan materi, konsep, dan pendalaman mengenai konsep scaffolding dalam ZPD akan mengoptimalkan kinerja guru dalam memfasilitasi belajar anak-anak dalam berbagi karakteristik. Karena pesepektif sosiokultural menekankan pada pelibatan interaksi sosial dan perkembangan perilaku di Masyarakat sehingga saya berpikir akan banyak praktik baik dari guru-guru di seluruh penujuru dunia dalam rangka menyelenggarakan pendidikan sesua dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan politik agar pembelajaran bisa dimaksimalkan dengan cara melakukan pendekatan scaffolding yang tentunya disesuikan dengan pendekatan, strategi, teknik, dan metode pembelajaranyang tepat.

EKSPLORASI KONSEP

Zona Proximal Pembelajaran (ZPD) dan penerapannya oleh beberapa pendidik di beberapa daerah di Indonesia:

a.       Pendekatan pembelajaran yang dapat diimplementasikan dengan scaffolding pada ZPD menekankan pendekatan kolaboratif antara guru dan siswa. Guru dapat mendukung siswa dengan memberikan bimbingan dan pertanyaan yang memandu proses pemahaman. Kolaborasi juga dapat melibatkan siswa bekerja sama dalam kelompok untuk saling membantu.

b.      Strategi Pembelajaran yang dapat diwujudkan dalam bentuk pembelajaran yang berdiferensiasi. Penting untuk menerapkan strategi diferensiasi agar dapat mengakomodasi berbagai tingkat pemahaman di antara siswa. Guru perlu menyadari perbedaan dalam kebutuhan dan keterampilan siswa, dan merancang pembelajaran yang responsif terhadap perbedaan ini.

c.       Metode Pembelajaran yang dapat diimplementasikan salah satu metode yang mendorong adanya pembelajaran bermakna dan mendalam dengan Pembelajaran Berbasis Proyek/ Project Based Learning (PjBL). Metode ini memungkinkan siswa belajar dengan membuat atau memecahkan masalah nyata. Penerapannya dapat membantu mengaktifkan ZPD dengan memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka melalui pengalaman praktis.

d.      Teknik pembelajaran yang diterapkan bisa dengan model berpikir (thinking models). Menggunakan teknik pemikiran seperti pemikiran kritis dan kreatif dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam. Guru dapat membimbing siswa melalui proses berpikir ini sebagai bagian dari scaffolding.

e.       Scaffolding dalam ZPD pada pembelajaran dapat dilakukan guru menggunakan pertanyaan yang mendukung untuk membimbing siswa melampaui pemahaman mereka sendiri. Ini dapat membantu siswa mengidentifikasi dan menyelesaikan tantangan belajar mereka.

f.        Konteks Pendidikan di Indonesia yang menekankan pada kurikulum berbasis kompetensi. Penerapan scaffolding dalam ZPD sejalan dengan pendekatan kurikulum berbasis kompetensi di Indonesia. Kurikulum ini menekankan pada pengembangan keterampilan, pemahaman, dan penerapan pengetahuan secara kontekstual.

RUANG KOLABORASI

Pendekatan scaffolding menekankan pada pentingnya interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini penting karena dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuannya sesuai dengan zona perkembangan terdekatnya (ZPD).

Secara lebih spesifik, pendekatan scaffolding dapat mempengaruhi proses pendidikan serta pembelajaran dengan beberapa cara berikut:

a)       Meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar jika mereka merasa mampu untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Pendekatan scaffolding dapat membantu siswa untuk merasa mampu dengan memberikan bantuan yang sesuai dengan kemampuannya.

b)       Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Pendekatan scaffolding dapat membantu siswa untuk membangun pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pelajaran. Hal ini karena siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan berkolaborasi dengan guru dan teman-teman sekelasnya.

c)       Meningkatkan kemandirian belajar siswa. Pendekatan scaffolding dapat membantu siswa untuk menjadi lebih mandiri dalam belajar. Hal ini karena siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas secara mandiri setelah mereka sudah mampu melakukannya dengan bantuan.

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

Penerapan pendekatan scaffolding dalam ZPD begitu bengaruh terhadap proses Pendidikan, yakni terkait dengan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan sebagai scaffolding pada ZPD dapat mempengaruhi proses pendidikan dalam beberapa hal, yaitu:

a)       Meningkatkan efektivitas pembelajaran. Scaffolding dapat membantu peserta didik untuk belajar secara lebih efektif, karena peserta didik dapat belajar dengan bimbingan dan dukungan dari pendidik.

b)       Meningkatkan pemerataan pendidikan. Scaffolding dapat membantu peserta didik dari berbagai latar belakang untuk belajar secara lebih adil, karena scaffolding dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

c)       Meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran. Scaffolding dapat mendorong peserta didik untuk belajar secara lebih kreatif dan inovatif, karena scaffolding dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi dan menemukan solusi sendiri.

ELABORASI PEMAHAMAN

Menurut saya topik bahasan mengenai konsep dari pendekatan, strategi, metode, teknik, dalam scaffolding pada ZPD dalam pembelajaran. Kesemua cara dan tahapan yang dirancang oleh pendidik dalam rangka memenuhi pembelajaran yang sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan politik dari peserta didik. Topik ini penting diperdalam karna menjadi pegangan dan pedoman bagi guru dalam melangkah untuk menentukan rencana pembelajaran beserta strategi yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Di samping itu topik ini juga menyadarkan para pendidik bahwasannya setiap anak memiliki pengetahuan/skemata yang bereda-beda sehingga tidak bisa di sama ratakan dalam hal konten, proses maupun produknya. Mereka memiliki pengalaman yang unik dengan lingkungan sosial dan keluarganya. Apabila kemampuan mereka disamakan maka tidak akan bisa mengoptimalkan kemampuan mereka. Dengan scaffolding, pendidik akan mengetahui tingkat kemampuan mereka, mengaktifkan mereka untuk terlibat dalam pembelajaran, serta membuka pola pikir mereka untuk berpikir kritis. 

Setiap rencana dan rancangan yang dibuat oleh guru dalam pembelajaran tidak terlepas dengan adanya tantangan. Tantangan yang muncul dalam menerapkan pendekatan, strategi, metode, teknik, dalam scaffolding pada ZPD dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tantangan yang bersifat internal dan tantangan yang bersifat eksternal.

Tantangan internal adalah tantangan yang berasal dari dalam diri guru, misalnya:

  1. Kurangnya pemahaman guru tentang konsep ZPD dan scaffolding. Guru perlu memahami terlebih dahulu konsep ZPD dan scaffolding agar dapat menerapkannya dengan tepat.
  2. Kurangnya keterampilan guru dalam menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan ZPD. Guru perlu mengembangkan keterampilannya dalam menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan ZPD.
  3. Kurangnya motivasi guru untuk menerapkan scaffolding dalam pembelajaran. Guru perlu memiliki motivasi yang kuat untuk menerapkan scaffolding dalam pembelajaran.

Tantangan eksternal adalah tantangan yang berasal dari luar diri guru, misalnya:

  1. Kurangnya dukungan dari kepala sekolah dan staf administrasi. Kepala sekolah dan staf administrasi perlu mendukung penerapan scaffolding dalam pembelajaran agar guru dapat menerapkannya dengan optimal.
  2. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pembelajaran berbasis scaffolding. Sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pembelajaran berbasis scaffolding.
  3. Kurangnya waktu yang tersedia untuk menerapkan scaffolding dalam pembelajaran. Guru perlu mengatur waktunya dengan bijak agar dapat menerapkan scaffolding dalam pembelajaran.

Untuk menyikapi tantangan-tantangan tersebut, guru dapat melakukan beberapa hal berikut:

Tantangan internal

  1. Meningkatkan pemahaman guru tentang konsep ZPD dan scaffolding. Guru dapat mengikuti pelatihan atau workshop tentang ZPD dan scaffolding, membaca buku atau artikel tentang ZPD dan scaffolding, atau berdiskusi dengan pakar ZPD dan scaffolding.
  2. Meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan ZPD. Guru dapat mengikuti pelatihan atau workshop tentang pembelajaran berbasis scaffolding, membaca buku atau artikel tentang pembelajaran berbasis scaffolding, atau berdiskusi dengan pakar pembelajaran berbasis scaffolding.
  3. Meningkatkan motivasi guru untuk menerapkan scaffolding dalam pembelajaran. Guru dapat melihat contoh-contoh penerapan scaffolding yang berhasil, berdiskusi dengan guru-guru lain yang telah menerapkan scaffolding, atau berkonsultasi dengan pakar ZPD dan scaffolding.

Tantangan eksternal

  1. Mencari dukungan dari kepala sekolah dan staf administrasi. Guru dapat menjelaskan kepada kepala sekolah dan staf administrasi tentang pentingnya penerapan scaffolding dalam pembelajaran.
  2. Berkoordinasi dengan orang tua siswa. Guru dapat meminta orang tua siswa untuk mendukung penerapan scaffolding di rumah.
  3. Menggunakan sarana dan prasarana yang ada secara maksimal. Guru dapat berkreasi untuk menggunakan sarana dan prasarana yang ada secara maksimal untuk mendukung pembelajaran berbasis scaffolding.
  4. Mengelola waktu secara efektif. Guru dapat membuat perencanaan pembelajaran yang matang untuk mengakomodasi penerapan scaffolding dalam pembelajaran.

Ada beberapa hal baik yang saya dapatkan mengenai topik bahasan dalam menerapkan pendekatan, strategi, metode, teknik, dalam scaffolding pada ZPD dalam pembelajaran tersebut, yaitu:

  1. Scaffolding merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk membantu siswa belajar. Scaffolding dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka dengan memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
  2. Scaffolding dapat diterapkan dalam berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa scaffolding merupakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan materi pembelajaran.
  3. Scaffolding dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan scaffolding memiliki hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang tidak belajar dengan menggunakan scaffolding.

Secara umum, saya menilai bahwa topik bahasan tersebut sangat bermanfaat bagi guru dan calon guru. Topik bahasan tersebut memberikan pemahaman yang mendalam tentang konsep scaffolding dan cara menerapkan scaffolding dalam pembelajaran. Dengan memahami dan menerapkan scaffolding, guru dapat membantu siswa belajar dengan lebih efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa hal spesifik yang saya dapatkan dari topik bahasan tersebut:

  1. Saya mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang konsep ZPD dan scaffolding. Saya memahami bahwa ZPD merupakan zona di mana siswa dapat belajar dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten. Scaffolding adalah bantuan yang diberikan kepada siswa untuk membantu mereka belajar di zona ini.
  2. Saya mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerapkan scaffolding. Saya memahami bahwa scaffolding dapat diterapkan dalam berbagai konteks pembelajaran, mulai dari pembelajaran di kelas hingga pembelajaran di luar kelas.
  3. Saya mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana scaffolding dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Saya memahami bahwa scaffolding dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan berbagai cara, antara lain dengan meningkatkan motivasi siswa, membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran, dan meningkatkan keterampilan berpikir siswa.

Sebagai seorang guru, saya menerapkan ilmu yang saya dapatkan terkait topik bahasan dalam menerapkan pendekatan, strategi, metode, teknik, dalam scaffolding pada ZPD dalam pembelajaran dengan cara-cara berikut: Saya selalu berusaha untuk memahami kebutuhan siswa saya. Saya melakukan penilaian awal untuk mengetahui kemampuan dan kesulitan belajar siswa saya. Dengan memahami kebutuhan siswa saya, saya dapat memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Saya menggunakan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang dapat diterapkan untuk scaffolding. Saya menyesuaikan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran dengan kebutuhan siswa saya dan materi pembelajaran. Saya memberikan bantuan kepada siswa saya secara bertahap. Saya mulai dengan memberikan bantuan yang cukup banyak, kemudian mengurangi bantuan saya secara bertahap seiring dengan meningkatnya kemampuan siswa saya. Saya memberikan kesempatan kepada siswa saya untuk berlatih secara mandiri. Saya memberikan kesempatan kepada siswa saya untuk berlatih secara mandiri setelah mereka menerima bantuan dari saya. Dengan berlatih secara mandiri, siswa saya dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka secara mandiri.

Berikut adalah beberapa contoh penerapan ilmu scaffolding dalam pembelajaran yang saya lakukan di kelas: Pada pelajaran bahasa Indonesia, saya memberikan scaffolding kepada siswa saya dalam menulis karangan. Saya mulai dengan memberikan contoh karangan yang baik. Kemudian, saya memberikan bantuan kepada siswa saya dalam menyusun kerangka karangan. Setelah siswa saya memiliki kerangka karangan, saya memberikan kesempatan kepada mereka untuk menulis karangan secara mandiri. Saya percaya bahwa scaffolding merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk membantu siswa belajar. Dengan menerapkan scaffolding, saya dapat membantu siswa saya belajar dengan lebih efektif dan efisien.

KONEKSI ANTAR MATERI

Siswa memiliki kemampuan dan  kesulitan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, guru perlu menyesuaikan pendekatan, strategi, teknik, dan metode yang diterapkan dalam scaffolding. Misal dengan menerapkan pendekatan kooperatif, pendekatan basis masalah, pendekatan basis proyek, dan pendekatan basis tugas.

Kaitan antara filosofi pendidikan dengan perspektif sosiokultural terkait dengan penerapan pendekatan, strategi, teknik, dan metode scaffolding dalam ZPD. Filosofi pendidikan merupakan landasan berpikir dalam pendidikan yang mencakup tujuan, nilai, dan cara pandang terhadap proses pendidikan. Perspektif sosiokultural merupakan salah satu perspektif dalam pendidikan yang menekankan peran interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan dan pembelajaran individu. Cakupan filosofi Pendidikan terkait dengan persepktif sosiokultural:

  • Tujuan pendidikan

Filosofi pendidikan memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam proses pendidikan. Tujuan pendidikan dalam perspektif sosiokultural adalah untuk mengembangkan potensi individu secara optimal agar dapat berperan aktif dalam masyarakat.

Pendekatan, strategi, teknik, dan metode scaffolding dalam ZPD dapat membantu pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Scaffolding dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk mencapai tugas-tugas tertentu.

  • Nilai pendidikan

Filosofi pendidikan juga mengandung nilai-nilai yang ingin ditanamkan kepada peserta didik. Nilai-nilai pendidikan dalam perspektif sosiokultural adalah nilai-nilai yang mendukung perkembangan individu secara holistik, baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Pendekatan, strategi, teknik, dan metode scaffolding dalam ZPD dapat membantu pendidik untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan tersebut. Scaffolding dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai positif, seperti kerja sama, saling menghargai, dan tanggung jawab.

Kaitan antara prinsip pengajaran dan asesmen yang efektif dengan perspektif sosiokultural terkait dengan penerapan pendekatan, strategi, teknik, dan metode scaffolding dalam ZPD dapat dilihat dari beberapa aspek berikut: tujuan pembelajaran dalam perspektif sosiokultural adalah untuk mengembangkan potensi individu secara optimal agar dapat berperan aktif dalam masyarakat, perspektif sosiokultural menekankan pentingnya memahami peserta didik secara individual. Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik, materi pembelajaran dalam perspektif sosiokultural harus relevan dengan kebutuhan dan minat peserta didik, metode pembelajaran dalam perspektif sosiokultural harus berpusat pada peserta didik. metode pembelajaran juga harus mendorong interaksi sosial dan budaya, penilaian pembelajaran dalam perspektif sosiokultural harus berfokus pada proses dan hasil belajar. Penilaian pembelajaran juga harus menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Teknologi baru dalam pengajaran dan pembelajaran dapat memberikan berbagai manfaat untuk mendukung penerapan pendekatan, strategi, teknik, dan metode scaffolding dalam ZPD. Manfaat tersebut antara lain: menyediakan materi pembelajaran yang lebih beragam dan menarik, menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih interaktif sehingga memperoleh pemahaman bermakna, mendorong kolaborasi pembelajaran baik dengan guru maupun teman sejawta yang berkompeten, Kesemua hal tersebut dapat diimplementasikan dengan mengkolaborasikan pembelajaran yang memanfaatan aplikasi pembelajaran digital yang variatif dan solutif. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Topik 6 Aksi Nyata Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan

Perangkat Web dalam Pembelajaran